ASMARA DALAM LACI (Bagian 1)



"Ups, hampir saja.." gumam seorang pemuda kumal di dekat tangga lantai 2 yang hampir menjatuhkan tasnya.Pemuda itu berpenampilan biasa saja, tidak ada yang istimewa. Memang sejak iklan lowongan kerja dipublikasikan di koran tiga hari lalu, begitu banyak orang datang dengan membawa lamaran kerja; termasuk pemuda yang satu ini. Jika dilihat dari penampilannya, ia hadir dari kalangan kelas bawah; sepatu kulitnya yang sudah hilang warna aslinya, kemeja kotak-kotak biru dari kualitas kaki lima, dan tas jelek itu mungkin saja dipinjam dari adiknya yang masih sekolah. 


Sementara itu, HAPSARI AYUNDA duduk santai. Meja kerjanya kosong. ia adalah satu-satunya gadis cantik yang duduk di lantai 2 sebagai  Manager marketing. Pukul 12:15 WIB memang ruangan tempatnya bekerja begitu sepi,karyawan marketing sudah bergerak menyebar ke lokasi tujuan masing-masing. Sudah menjadi kebiasaan, jam istirahat seperti ini dimanfaatkan untuk mendengar musik baru kesukaannya "Hello" yang dinyanyikan oleh Adele. Headset ditelinganya memisahkan dirinya dari suara luar. Kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama musik, semakin lama semakin larut; hilang kepedulian terhadap keadaan  sekitar, mata terpejam. Tanpa sadar kakinya mulai nakal; tumit sepatunya naik ke atas meja, kursinya disandarkan ke dinding. Ayunda suka sekali memakai celana jeans dan stelan baju putih. Si tomboy yang jelita.

"Maaf, Bu.." Tiba-tiba ada suara berjarak dua meter dari tempatnya bersandar.
"GEDUBRAAKK". Ayunda tersentak dari kursi dan jatuh ke lantai karpet ruangannya, sedikit malu tapi tetap menjaga wibawa. Ia membuka headsetnya dan langsung menyerang karena rasa terkejutnya.
"Anda siapa? dan ada keperluan apa?" tanyanya. Pemuda di depannya begitu merasa bersalah dan bingung.
"Bisakah mengetuk pintu dahulu sebelum masuk?" lanjutnya lagi. ia memegang keningnya yang tidak pusing sambil sedikit menggelengkan kepala tanda tak senang.

"Ma..maaf.., saya hanya ingin bertanya dimana ruang HRD?" tanya pemuda itu tanpa ekspresi.
"Oh, begitu. Sebaiknya anda mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan saya". Ayunda dengan nada yang ketus.

Di luar dugaan, pemuda itu keluar dari pintu dan beraksi. Ia mengetuk pintu "tok-tok-tok" dan kemudian,
"Selamat siang...., perkenalkan nama saya ALAMSYAH DWIPUTRA biasa dipanggil BEJO. Saya datang kesini untuk melamar kerja. Bolehkah saya bertanya dimana ruang HRD?" Kalimat panjang  yang begitu enteng saja diucapkan, seolah tanpa rasa bersalah. Kemudian ia menundukkan kepalanya, namun tidak bisa dipungkiri bahwa sudut matanya itu tetap fokus pada Ayunda yang masih berdiri di depannya. Meja adalah benda yang besar bagai gunung saat itu, memisahkan kedua insan dengan  kondisi yang berbeda saat ini.
Meski dalam hati merasakan geli dan lucu, Ayunda masih teguh menjaga wibawanya. Tentu saja, ia seorang Manager di kantor.
"Silahkan anda naik ke Lanta 3..." jawab Ayunda sembari mengarahkan telunjuk tanpa ekspresi berarti.
"Terima kasih, Bu". Jawab Alamsyah dan segera berlalu, namun sekali lagi ia menoleh ke arah Ayunda,seperti ingin memastikan sesuatu. Entahlah apa itu.
"Dasar..." Gerutu Ayunda sambil kembali duduk di kursinya. Namun, keasyikannya telah lenyap dan dengan bahasa tubuh yang jengkel ia melangkah ke kantin. jam makan siang.

5 Responses to "ASMARA DALAM LACI (Bagian 1)"

  1. verry good, cma ada sedikit harus direvisi bahasanya :)
    Lanjutkan perjuangannya mas....good idea.

    ReplyDelete
  2. Ceritanya sih asik mas.. cuman mata rasanya cepat capek bacanya, soalnya tulisanya rapat2, klo bisa paragrafnya di tambah, atau hurufnya di besarkan dikit biar cepat lelah bacanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, sarannya bagus juga tuh, paragraf dijarangkan.

      Delete